KARYA TULIS
ILMIAH (KTI)
SMAN 1
TULUNGAGUNG
Disusun oleh:
RIFQO AL UBAIDILLAH ALDIAN MEINDRA
XI
IPA 3
Jl.Fatahillah, Desa Bendil, Kelurahan Panggungrejo,
Kec/Kab. Tulungagung
Jl.Fatahillah, Desa Bendil, Kelurahan Panggungrejo,
Kec/Kab. Tulungagung
Telp.
(0335) 5250263, Fax. (0355) 320978
Website: www.sman1tulungagung.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya
sehingga kami para peneliti dapat menyelesaikan penelitian kami yang berjudul “PENELITIAN KUALITAS AIR SUNGAI NGROWO
MELALUI METODE BIOASSESSMENT”sekaligus sebagai agenda pemecahan REKOR MURI
yang diselenggarakan oleh Perum Jasa Tirta 1 dan Jaring-jaring Komunikasi
Pemantauan Kualitas Air (JKPKA).
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
dapat diselesaikan berkat pengarahan,bantuan dan bimbingan yang telah di
berikan oleh berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Guru Pembimbing Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja SMA
Negeri 1 Tulungagung ( Bu Sri Susanti, S.Pd & Bu Winna Wijayanti, S.Pd) serta
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yakni Bu Peni Rahayu, S.Pd.
Penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar KTI ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi serta menjadi
pelajaran bagi penulis dalam penulisan-penulisan KTI berikutnya. Atas
kekurangannya penulis mohon
maaf dan semoga KTI ini dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.
Penulis,
RIFQO AL UBAIDILLAH A.M
4. Terapkan rumus tersebut pada
masing-masing jenis biota yang ditemukan.
RIFQO AL UBAIDILLAH A.M
ABSTRAK
Disetiap daerah memiliki
kualitas dan karakteristik air yang berbeda-beda berdasarkan ekosistem yang
terdapat pada air tersebut. Kualitas air dapat berubah secara drastis oleh berbagai faktor sebagai contoh adalah pengaruh
pergantian musim. Pada dasarnya, biologis yang hidup di suatu air menunjukkan
bagaimana kualitas air tersebut, misalnya suatu perairan
dihuni hewan yang sensitif
akan adanya pencemaran, hewan tersebut menunjukkan bahwa perairan yang dihuninya
tersebut bersih dan terhindar dari pencemaran, dan sebaliknya jika banyak hewan tahan pencemaran hidup di
suatu air, maka tidak menutup kemungkinan kalau air tersebut tercemar.
Penulis menggunakan metode “BIOASSESSMENT” untuk
mendapatkan hasil dari penelitiannya. Apakah Bioassessment itu?. Bioassessment
itu sendiri adalah pemantauan terhadap
kualitas suatu perairan secara biologi yaitu dengan menggunakan makhluk hidup
yang tinggal pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator. Penelitian
ini dilakukan dengan cara mengambil sampel biota-biota yang hidup di Sungai
Ngrowo lalu dikelompokkan apakah biota-biota itu termasuk tahan pencemaran atau malah
sensitif dengan adanya pencemaran.
Dari hasil penelitian, para peneliti mendapatkan data
yang menunjukkan kualitas air sungai yang ditelitinya serta mendapatkan data
apa saja penyebab turunnya kualitas air,
cara mengatasi pencemaran air sehingga para peneliti mendapatkan cara untuk
memaksimalkan kualitas air sungai yang ditelitinya supaya dapat menjadi lebih
baik.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air
adalah sumber daya yang sangat diperlukan dalam kepentingan makhluk hidup di
bumi terutama manusia. Tanpa air mungkin di bumi ini tidak ada yang dapat hidup.
Namun hingga saat ini masih ada saja masalah- masalah yang sering dihadapi
dalam penggunaan air yaitu kesalahan pemanfaatan air, seperti pembuangan limbah
pabrik tanpa pengolahan atau penetralan dan pembuangan limbah rumah tangga dan
juga ada bomming alga yang membuat air tercemar dan meracuni biota yang hidup
perairan sungai.
Selain
itu masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air
meliputi hal-hal untuk keperluan sehari-hari yang meliputi rumah tangga
dan industri sangatlah kurang memadai
dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika air tidak diamanfaatkan secara
bijaksana pasti kualitas dan kuantitas air tersebu juga akan menurun seiring berjalannya
waktu.
Maka
dari itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Pemanfaatan air harus
dilakukan dengan bijaksana agar mendapatkan dampak yang positif serta
menjauhkan dari dampak yang negatif.
Pencemaran
air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur-unsur, atau komponen lain
ke dalam air yang menyebabkan air tidak layak digunakan.Pencemaran mengakibatkan
kualitas air menurun tidak memenuhi syarat air bersih yaitu 3B (berbau,berwarna dan berasa). Apabila air yang tercemar dikonsumsi
ataupun menjadi tempat
hidup makhluk hidup dapat membahayakan kehidupannya dan air menjadi tidak sesuai
sebagaimana fungsinya.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut sangat penting
bagi para peneliti untuk memantau kualitas
air di berbagai tempat terutama di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung untuk mencegah dan
menanggulangi masalah pencemaran di sungai tersebut. Serta air di sungai
tersebut dapat dengan aman digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat dan juga kualitas air dapat terus terjaga kelestariannya.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
penulisan KTI ini sebagai berikut:
a. Apa saja biota yang ditemukan di Sungai
Ngrowo Kel. Panggungrejo
Kec/Kab. Tulungagung?
b. Bagaimana kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo
Kec/Kab. Tulungagung?
c. Apa faktor yang mempengaruhi kualitas
air di Sungai Ngrowo Kel.
Panggungrejo Kec/Kab.
Tulungagung?.
d. Siapa saja yang memanfaatkan air Sungai
Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab.Tulungagung?
e. Bagaimana penerapan Metode Bioassessment
dalam pemantauan kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Turut mengikuti Lomba
Penelitian Air yang diselenggarakan oleh JKPKA dan Perum Jasa Tirta 1.
b. Mengetahui biota-biota yang hidup di
Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo
Kec/Kab. Tulungagung.
c. Mengetahui kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo
Kec/Kab. Tulungagung.
d. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
e. Mengetahui peranan Bioassessment sebagai
metode dalam pemantauan kualitas air.
f. Untuk mengetahui siapa yang memanfaatkan
dan menggunakan air di Kel.
Panggungrejo Kec/Kab.
Tulungagung.
1.4
Manfaat Penelitian
Adapun
penelitian ini akan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
1. Mendapat informasi tentang kandungan
yang terdapat pada air Sungai Ngrowo
Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
2. Mengetahui indikasi pencemaran air
Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
3. Dapat memberi solusi dan evaluasi
terhadap warga sekitar.
4. Menambah pengetahuan dan wawasan
pelestarian lingkungan hidup.
5. Mengetahui dampak pencemaran air sungai
serta sikap masyarakat sekitar tentang kepedulian akan menjaga kebersihan.
6. Memudahkan mencari solusi untuk
mengatasi pencemaran air.
b. Bagi Masyarakat Sekitar pada Khususnya
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bag
masyarakat sekitar.
2.
Dapat
mengantisipasi hal terburuk dari dampak pencemaran.
3.
Dapat
mengetahui air layak pakai apa tidaknya.
4.
Menjadi
lebih berhati-hati dalam memperlakukan air sungai.
5.
Mengetahui
pentingnya air sungai bagi kehidupan.
c. Bagi Masyarakat Luas pada Umumnya
1.
Menambah
dan melengkapi informasi monitoring air sungai yang sudah ada sebelumnya.
2.
Menambah
wawasan publik.
BAB II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Air
Air adalah senyawa gabungan antara dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen (Sitanala Arsyad, 2015: 20).
Air merupakan material yang membuat kehidupan
terjadi di bumi (Robert J. Kodoatie, 2010: 317).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (Wikipedia bahasa Indonesia).
Air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen (KBBI).
2.2 Biota
Biota adalah
keseluruhan flora dan fauna yang terdapat dalam suatu daerah (KBBI).
Biota diartikan
dengan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam
suatu waktu tertentu (Wikipedia bahasa Indonesia).
2.3 Bioassessment
Bioassessment
merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu
dengan menggunakan makhluk hidup yang tnggal pada ekosistem perairan tersebut
sebagai indikator (DLH Kota Probolinggo).
2.4 Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkanya makhluk hidup,zat,energi, dan atau kompunen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak bisa berfungsi sesuai peruntukannya(Yani
Sutriani,2014:11).
Pencemaran air terjadi apabila air
tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih
tegantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber
air (Wisnu Arya,1995:71).
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya
zat atau komponen ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas (mutu) air
terganggu (Ardhana, 1994: 156).
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian
ini bertempat di Sungai Ngrowo Kel.
PanggungrejoKab. Tulungagung. Sedangkan untuk pengujian parameter penelitian
kualitas air sungai dan penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan
di SMAN 1 Tulungagung, Kel. Panggungrejo, Kec/Kab. Tulungagung, Propinsi Jawa Timur.
3.2 Waktu Penelitian
Dilakukan
pada hari Sabtu, 22 April 2017. Pukul
08.00 - 09.00 WIB.
3.3 Bahan dan
Alat
a. Jaring berlubang kecil
b. Sendok
c. Penggaris
d. Gelas plastik
e. Indikator biologis kualitas air
f. Kuas
g. Kaca pembesar
h. Alat tulis
i. Alat dokumentasi
3.4 Metode
Penelitian
ini dilakukan dengan cara eksperimen atau penelitian langsung di lokasi dan
wawncara langsung dengan guru-guru pendamping dan akhirnya setiap data yang
penulis peroleh, langsung di catat yang kemudian direkap dan di analisis secara
luas.
Metode
lain yang penulis gunakan adalah “BIOASSESSMENT” yang artinya mengamati
biota-biota yang hidup di air.
BAB
IV
PENGUMPULAN DATA
4.1 Eksperimen
Eksperimen
biasa disebut percobaan untuk membuktikan sesuatu yang belum bisa diketahui.
Supaya mendapat hasil yang lebih akurat, peneliti melakukan eksperimen dengan
meneliti sampel air untuk mengetahui biota apa saja
yang berada di perairan Sungai
Nrowo Kel. Panggungrejo
Kab. Tulungagung.
4.2 Observasi
Kegiatan
ini bertujuan untuk
mengamati obyek atau proses dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kualitas air Sungai Ngrowo.
4.3 Study online
Study online bertujuan
untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan ini. Penulis
mempelajari dan menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang di
bahas sebagai dasar pemikiran dan untuk memperkuat data yang diperoleh.
Dalam pengambilan beberapa
pengertian dari kalimat-kalimat sulit sangat dipelukan study online untuk
meminimalisir kekurangan dan kesalahan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah
adanya penelitian, peneliti banyak mendapat hal dari penelitian yang dilakukan,
diantaranya adalah lebih mengerti tantang Bioassessment. Pada dasarnya,
Bioassessment merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara
biologi yaitu dengan menggunakan mahluk hidup yang tinggal pada ekosistem
perairan tersebut sebagai indikator. Indikator / Parameter Biologi juga sangat
penting sebagai parameter penentu pencemaran.
Pengukuran
menggunakan parameter fisika dan kimia hanya memberikan gambaran kualitas
lingkungan perairan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan interprestasi
dalam kisaran luas. Sedangkan Indikator biologi dapat memantau secara kontinyu.
Hal ini karena komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan seluruh
hidupnya di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran di perairan
tersebut yang akan merasakan lebih dulu adalah biota-biota yang tinggal di
perairan tersebut sehingga berdampak besar pada kehidupannya. Dengan adanya pencemaran
lingkungan maka keanekaragaman spesies akan menurun dan mata rantai makanannya
menjadi lebih sederhana. Di samping itu, indikator biologis merupakan petunjuk
yang mudah dan murah untuk memantau terjadinya pencemaran.
Setiap
spesies mempunyai batas antara toleransi terhadap suatu faktor yang ada di
lingkungan teori toleransi Shelford. Perbedaan batas toleransi antara dua jenis
populasi terhadap faktor-faktor lingkungan mempengaruhi kemampuan berkompetisi,
jika sebagai akibat suatu pencemaran limbah industri terhadap suatu lingkungan
adalah berupa penurunan atau berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air,
maka spesies yang mempunyai toleransi terhadap kondisi tersebut akan meningkat
populasinya karena spesies kompetisinya berkurang.
Dari hasil penelitian langsung di lokasi,
data yang di dapat peneliti antara lain sebagai berikut.
No
|
Titik
pengamatan
|
Jenis
biota yang hidup
|
Kondisi
(ciri-ciri)
|
Jumlah
tiap biota yang ditemukan x
Skor
TBI
|
1.
|
Selatan Sungai
|
a. Eceng gondok
|
Hijau,
bergerombol
|
Banyak x
0 =
0
|
b. Ganggang
|
Hijau tua
|
Banyak x
0 =
0
|
||
c. Kumbang air
|
Berwarna
hitam, berkaki 5
|
7 x 5 = 35
|
||
d. Kepiting Sungai
|
Berwarna
hitam, berkaki 8 dengan
tangan capit
berjumlah 2
|
14 x 3 = 42
|
||
e. Siput
|
Berwarna
kuning bercangkang
|
10 x 3 = 30
|
||
f. Ikan
|
Berwarna
putih kehitaman, kecil
|
22 x 1 = 22
|
||
g. Udang
|
Berwarna putih,
kecil
|
7 x 8 = 56
|
||
h. Nimfa lalat sehari
|
Berwarna
coklat kehitaman, kecil
|
2 x 10 = 20
|
||
i. Berudu
|
Berwarna
coklat kehitaman, kecil
|
6 x 5 = 30
|
||
2.
|
Tengah Sungai
|
a. Siput
|
Berwarna
kuning bercangkang
|
4 x 3 = 12
|
b. Anggang – anggang
|
Berwarna
hitam, kaki panjang berjumlah 4 dan kaki pendek berjumlah 2
|
7 x 5 = 35
|
||
c. Nimfa lalat sehari
|
Berwarna
hitam, kecil
|
2 x 10 = 20
|
||
d. Berudu
|
Berwarna
coklat kehitaman,kecil
|
12 x 5 = 60
|
||
e. Ikan
|
Berwarna
putih kehitaman, kecil
|
14 x 1 = 14
|
||
3.
|
Utara Sungai
|
a. Siput
|
Berwarna
kuning bercangkang
|
20 x 3 = 60
|
b. Ikan
|
Berwarna
putih kehitaman, kecil
|
27 x 1 = 27
|
||
c. Berudu
|
Berwarna
coklat kehitaman, kecil
|
19 x 5 = 95
|
||
d. Nimfa lalat sehari
|
Berwarna
hitam, kecil
|
3 x 10 = 30
|
||
Jumlah total
skor
|
618
|
|||
Jumlah tipe
binatang
|
8
|
|||
Indeks
kualitas air
|
77,25
|
Keterangan
v Semakin besar skor yang dimiliki suatu biota, maka
tingkat kesensitifan terhadap pencemaran juga akan semakin tinggi.
v Sebaliknya, bila skor tiap biota semakin tinggi maka
biota tersebut memiliki kekebalan tinggi terhadap pencemaran.
Analisa
Biota yang hidup di
Sungai Ngrowo sangatlah beraneka ragam. Namun menurut metode yang peneliti
lakukan tidak semua jenis biota digunakan sebagai indikator dan peneliti hanya
menggunakan biota-biota jenis tertentu.
Biota-biota utama yang
paling diperhatikan adalah biota yang bersifat paling peka terhadap pencemaran
air. Hal ini dikarenakan peneliti dapat langsung mengetahui seberapa baik
kulitas air yang diteliti. Mengapa demikian?.
Hal tersebut dapat
dipastikan karena saat biota yang bersifat peka terhadap pencemaran air dapat
hidup di suatu perairan maka dapat dipastikan bahwa air tersebut tidak
terkandung zat pencemar dan jika perairan tersebut mengandung zat pencemar maka
biota-biota sensitif itu tidak dapat hidup di perairan tersebut. Proses
pengkajian inilah yang dinamakan dengan Metode Bioassessment.Berikut ini adalah
cara menganalisis data hasil penelitian yang telah di dapat.
Setelah proses
pengumpulan biota-biota perairan sungai, langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut.
1. Kelompokkan biota-biota temuan
berdasarkan jenisnya masing-masing.
2. Hitung jumlah biota yang didapatkan
sesuai jenisnya masing-masing.
3. Hitung dengan rumus sebagai berikut.
jumlah biota yang ditemukan x skor baku tiap biota
|
5. Setelah penghitangan akan didapatkan
skor masing-masing jenis biota dan jumlahkan skor-skor tadi secara keseluruhan.
6. Setelah diakumulasi keseluruhan terapkan
kedalm rumus sebagai berikut.
skor keseluruhan
jumlah variasi biota
7. Maka akan didapat skor akhir yang
disebut skor penentu kualitas air.
Selanjutnya
dilakukan perhitungan skor TBI yang dipengaruhi oleh jumlah makroinvertebrata
dan jenis makroinvertebrata yang teridentifikasi.Semakin tinggi skor TBI, maka
kualitas badan air semakin baik (Bersih) sementara semakin rendah skor BBI maka
kualitas badan air semakin buruk (kotor). Skor penilaian TBI beserta
kategorinya terdapat pada table berikut:
SKOR TBI
|
KATEGORI
|
0
|
Luar Biasa Kotor
|
1 – 2.9
|
Sangat Kotor
|
3 – 4.9
|
Kotor
|
5 – 5.9
|
Sedang
|
6 – 7.9
|
Bersih
|
8 - 10
|
Sangat Bersih
|
Setelah
semua langkah dilakukan maka data yang didapat peneliti adalah bahwa Sungai
Ngrowo Kelurahan Panggungrejo dapat dikatakan bersih dan terhindar dari
pencemaran air.
Hasil
ini dapat menjadi lebih baik lagi jika warga sekitar Sungai Ngrowo pada
khususnya sudi untuk turut memaksimalkan kondisi air Sungai Ngrowo dengan
menerapkan langkah-langkah sebagai berikut.
Ø
Membuang sampah pada tempat yang semestinya.
Ø
Mengolah limbah sebelum di alirkan ke sungai.
Ø
Mengenggunakan pestisida dan pupuk pertanian
secara proporsional.
Ø
Mengurangi penggunaan detergen yang
berlebihan.
Ø
Menegur pihak yang sembarangan membuang sampah
di aliran air.
Ø
Menegakkan peraturan dan hukuman bagi yang
melanggar.
Ø
Mengadakan kegiatan kerjabakti membersihkan
aliran sungai.
Ø
Melestarikan hutan di hulu sungai untuk
mencegah erosi.
Ø
Selalu memantau kondisi air.
Hal-hal yang
mempengaruhi kualitas air sungai antara lain sebagai berikut.
Ø
Volume air
Volume air menjadi faktor utama yang menunjukkan
kualitas suatu perairan, hal ini dikarenakan jika perbandingan zat pencemar dan
air tidak jauh berbeda maka akan sulit bagi air untuk menguraikan zat pencemar
tersebut dan hal inilah yang dikatakan sebagai pencemaran air, namun sebaliknya
jika volume air lebih besar dari zat pencemar maka akan lebih mudah zat pencemar
tersebut terurai oleh air. Sebagai contoh, sebuah suatu zat pewarna makanan
(diibaratkan sebagai zat pencemar) jika dicampur dengan air putih satu gelas
pasti air di gelas akan berubah warna dan jika zat pewarna yang sama dengan
jumlah yang sama dimasukakan ke dalam ember besar berisi air putih maka yang
terjadi adalah air tidak berubah warna sepekat air di gelas.
Semakin banyak volume air maka akan semakin kecil
pencemaran yang terjadi di air tesebut.
Ø
Musim
Musim akan mempengaruhi volume air di bumi, hal ini
juga kan berdampak pada naik turunnya kualitas air.
Ø
Sampah
Sampah yang menumpuk di sungai dapat menghasilkan
zat-zat pencemar yang bahkan sangat berbahaya.
Ø Limbah pabrik
Limbah pebrik akan
berpengaruh besar pada ekosistem air jika tidak diolah dengan benar melalui
zat-zat kimia yang dikandungnya. Limbah ini akan membunuh hewan-hewan yang
hidup di air sehingga mengurangi populasi dan menjadikan ekosistem tidak
seimbang oleh putusnya mata rantai makanan.
Ø
Pencemaran
air sungai karena proses alam.
Proses alam juga
berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus,
erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan
pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang
dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat
pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan
berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga
berkurang.
Ø
Asap kendaraan bermotor
Kendaraan
bermotor yang mengeluarkan asap terlalu
banyak akan menyebabkan polusi udara sehingga dapat
menyebabkan hujan asam.
Ø Pestisida
Kebanyakan petani menggunakan pestisida yang tidak
sesuai takaran dahkan sampai berlebihan, hal ini akan mencemari aliran air yang
terhubung ke sungai yang pada akhirnya dapat meracuni biota-biota yang ada di
sungai.
Ø Detergen
Penggunaan detergen berlebihan juga dapat berpengaruh
pada biota yang hidup di air misalnya, saat dialirakan ke sungai dapat memicu
pertumbuhan eceng gondok yang pesat (karena mengandung fosfat seperti yang
terkandung dalam pupuk).
Dampak
pencemaran air
terhadap kesehatan lingkungan.
Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko untuk menimbulkan
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup sehingga fungsi ekosistem menjadi
terganggu dan tidak berfungsi sesuai peruntukannya. Hal ini berpengaruh terhadap keberadaan sumber daya air yang semakin menurun kualitasnya sebagai
akibat pencemaran air dari kegiatan membuang limbah cair tersebut ke sungai atau
sumber air.
Air
sebagai komponen sumber daya alam yang
sangat vital, maka harus dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat, sesuai dengan yang tercantum
dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen.10 Dengan adanya pencemaran, maka lingkungan yang ada di
sekitarnya,baik lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan
lingkungan sosial akan terganggu peruntukan
fungsinya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehataan lingkungan disekitarnya. Banyak organisme, biota, hewan
dan tumbuhan yang menjadi rusak atau malah mati karena pencemaran tersebut. Demikian juga dengan warga di sekitar
yang mendiami daerah di sekitar bibir sungai. Mereka akan rentan sekali terkena penyakit, akibat adanya zat-zat yang merugikan
tubuh, yang ditemukan dalam sungai atau sumber air yang tercemar tersebut.
Hal-hal
yang menyebabkan turunnya kualitas
kesehatan lingkungan sebagai berikut:
a) Terjadinya disparitas status kesehatan. Meskipun secara
nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat,akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial
ekonomi, antarkawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup rendah.
b) Terjadinya beban penyakit. Pola penyakit yang diderita
oleh masyarakat sebagian
besar adalah penyakit diare
dan
penyakit kulit.
c) Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup
bersih dan sehat.
d) Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin dan
terbatasnya tenaga
kesehatan dan
distribusi tidak merata.
BAB
VI
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dan
pengkajian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa air Sungai Ngrowo Ds. Sembung
Kec/Kab. Tulungagung terbebas dari pencemaran dan dapat dikatakan bahwa airnya
BERSIH, yang artinya air tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sungai
dalam kehidupan sehari-hari tetapi tetap dalam konteks terbatas, dalam arti
kualitas air di Sungai Ngrowo tidak 100% bersih.
Banyaknya biota yang hidup
di perairan sungai belum tentu membuktikan bahwa air tersebut bersih atau
kotor, maka dari itu sangat penting dalam memahami Metode Bioassessment dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2
Saran
Situasi air sungai yang
sedang baik harus terus diimbangi dengan perilaku masyarakat sekitar sungai
pada khususnya dengan tidak membuang sampah di sungai, menegur keras orang yang
membuang sampah di sungai dan berbondong-bondong mengikuti kerja bakti
membersihkan sungai dalam program sungai bersih atau sering disebut dengan
PROKASIH atau Program Kali Bersih. Karena pada dasarnya kualitas air di sungai
akan selalu berubah-ubah, apalagi jika sedang terjadi pergantian musim. Selain
itu, peneliti juga memberi saran sebagai berikut.
Ø Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam
menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
Ø Jagalah air di lingkungan rumah dan
sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
Ø Jangan membuang sampah ke sungai atau
kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
Ø Untuk limbah industri, sebelum dibuang
sebaiknya diolah terlebih dahulu.
Ø Hindari pemakaian obat pemberantas hama
dan serangga secara berlebihan.
Lampiran 1
(kata kunci dalam KTI)
Ø
Populasi
Populasi
adalah kumpulan Individu sejenis yang mampu berkembangbiak dan berada di suatu
tempat atau wilayah yang sama pada waktu yang sama. Contoh Populasi : Di sebuah
Danau terdapat Populasi Ikan, Populasi Teratai, Populasi Katak dan lain-lain.
Ø
Habitat
Habitat adalah
tempat suatu makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Contoh Habitat : ikan
Gabus hidup di sungai atau di air tawar. Ia melangsungkan seluruh aktivitas
hidupnya di sungai atau di air tawar. Ia tumbuh dari kecil hingga dewasa,
mencari makan dan berkembangbiak disana. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
Habitat ikan Gabus adalah di sungai atau di air tawar.
Ø
Komunitas
Komunitas
adalah kumpulan dari berbagai Populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Contoh Komunitas : Populasi Ikan, Populasi Ganggang dan Populasi hewan di
sekitarnya membentuk Komunitas Terumbu Karang. Saat Terumbu Karang mengalami
kerusakan, maka Populasi Ikan, Ganggang dan hewan lainnya akan ikut terganggu.
Ø
Ekosistem
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara Komunitas makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem di bagi menjadi Dua, yaitu Ekosistem Alam atau Ekosistem
yang terbentuk secara alami dan Ekosistem Buatan atau Ekosistem yang terbentuk
dengan campur tangan manusia. Contoh Ekosistem Alam : Ekosistem Gunung,
Ekosistem Laut, Ekosistem Hutan dan lain-lain. Contoh Ekosistem Buatan :
Ekosistem Waduk, Ekosistem Sawah, Ekosistem Kebun Binatang dan lain-lain.
Ø
Biota
Biota
adalah keseluruhan flora dan fauna yang terdapat dalam suatu daerah.
Biota diartikan
dengan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam
suatu waktu tertentu.
Ø
Bioassessment
Bioassessment
merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu
dengan menggunakan makhluk hidup yang tinggal
pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator.
Lampiran 2
(Dokumentasi Penelitian)
- Berburu Biota di Sungai Ngrowo
- Biota-biota yang ditemukan
- Penilaian berdasarkan TBI
sumber gambar : https://4.bp.blogspot.com
DAFTAR
PUSTAKA
Ø
Sutriani, Yani. 2014. Pencemaran
Lingkungan. Ciputat: Yudistira
Ø
Arya, Wisnu. 1995. Dampak
Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Andi Offset
Ø
Ardhana, Putu. 2010. Teknologi
Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Karangasem: Lingkungan Tropis.
Ø
Gading, Irianto. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Lahan & Air. Jakarta:
Papas Sinar Sinanti.
Ø Yuliastuti. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai
Ngringo Karanganyar. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ø Ardhana, Made. 1994. Mikrobiologi Air. Bali: Udayana.
Ø Sastrawijaya,
Tresna. (1991). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ø Soemarwoto,
Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan.
Ø Arsyad, Sitanala, 2015. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB
Press.
Ø Kodoatie, Robert. 2010. Tata Ruang Air. Jakarta: Gramedia.
SUMBER LAIN
Ø http://laporanpraktikumemel.blogspot.com/2013/03/pengukuran-kualitas-air.html?m=1. (17 Januari 2018: 18.52 WIB).
Ø http://laporanpraktikumemel.blogspot.com/2013/03/pengukuran-kualitas-air.html?m=1. (19 Januari 2018: 21.15 WIB).