Senin, 12 Februari 2018

KTI.COM



           KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI NGROWO
SMAN 1 TULUNGAGUNG

Disusun oleh:
RIFQO AL UBAIDILLAH ALDIAN MEINDRA
XI IPA 3


Jl.Fatahillah, Desa Bendil, Kelurahan Panggungrejo,
Kec/Kab. Tulungagung
Telp. (0335) 5250263, Fax. (0355) 320978
Website: www.sman1tulungagung.sch.id 

TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga kami para peneliti dapat menyelesaikan penelitian kami yang berjudul “PENELITIAN KUALITAS AIR SUNGAI NGROWO MELALUI METODE BIOASSESSMENT”sekaligus sebagai agenda pemecahan REKOR MURI yang diselenggarakan oleh Perum Jasa Tirta 1 dan Jaring-jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA).
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini dapat diselesaikan berkat pengarahan,bantuan dan bimbingan yang telah di berikan oleh berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Guru Pembimbing Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Tulungagung ( Bu Sri Susanti, S.Pd & Bu Winna Wijayanti, S.Pd) serta Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yakni Bu Peni Rahayu, S.Pd.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)  ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar KTI ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi serta menjadi pelajaran bagi penulis dalam penulisan-penulisan KTI berikutnya. Atas kekurangannya penulis mohon maaf dan semoga KTI ini dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.



                                                                                                                     Tulungagung, 30 Maret 2018
                                                                                                                                         Penulis,

                                                                                                                                

                                                                                                                            RIFQO AL UBAIDILLAH A.M







ABSTRAK
Disetiap daerah memiliki kualitas dan karakteristik air yang berbeda-beda berdasarkan ekosistem yang terdapat pada air tersebut. Kualitas air dapat berubah secara drastis oleh berbagai faktor sebagai contoh adalah pengaruh pergantian musim. Pada dasarnya, biologis yang hidup di suatu air menunjukkan bagaimana kualitas air tersebut, misalnya suatu perairan dihuni hewan yang sensitif akan adanya pencemaran, hewan tersebut menunjukkan bahwa perairan yang dihuninya tersebut bersih dan terhindar dari pencemaran, dan sebaliknya jika banyak hewan tahan pencemaran hidup di suatu air, maka tidak menutup kemungkinan kalau air tersebut tercemar.
Penulis menggunakan metode “BIOASSESSMENT” untuk mendapatkan hasil dari penelitiannya. Apakah Bioassessment itu?. Bioassessment itu sendiri adalah pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu dengan menggunakan makhluk hidup yang tinggal pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel biota-biota yang hidup di Sungai Ngrowo lalu dikelompokkan apakah biota-biota itu termasuk tahan pencemaran atau malah sensitif dengan adanya pencemaran.
Dari hasil penelitian, para peneliti mendapatkan data yang menunjukkan kualitas air sungai yang ditelitinya serta mendapatkan data apa saja penyebab turunnya  kualitas air, cara mengatasi pencemaran air sehingga para peneliti mendapatkan cara untuk memaksimalkan kualitas air sungai yang ditelitinya supaya dapat menjadi lebih baik.






BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Air adalah sumber daya yang sangat diperlukan dalam kepentingan makhluk hidup di bumi terutama manusia. Tanpa air mungkin di bumi ini tidak ada yang dapat hidup. Namun hingga saat ini masih ada saja masalah- masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan air yaitu kesalahan pemanfaatan air, seperti pembuangan limbah pabrik tanpa pengolahan atau penetralan dan pembuangan limbah rumah tangga dan juga ada bomming alga yang membuat air tercemar dan meracuni biota yang hidup perairan sungai.
Selain itu masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi hal-hal untuk keperluan sehari-hari yang meliputi rumah tangga dan  industri sangatlah kurang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika air tidak diamanfaatkan secara bijaksana pasti kualitas dan kuantitas air tersebu juga akan menurun seiring berjalannya waktu.
Maka dari itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Pemanfaatan air harus dilakukan dengan bijaksana agar mendapatkan dampak yang positif serta menjauhkan dari dampak yang negatif.
Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur-unsur, atau komponen lain ke dalam air yang menyebabkan air tidak layak digunakan.Pencemaran  mengakibatkan kualitas air menurun tidak memenuhi syarat air bersih yaitu 3B (berbau,berwarna dan berasa). Apabila air yang tercemar dikonsumsi ataupun menjadi tempat hidup makhluk hidup dapat membahayakan kehidupannya dan air menjadi tidak sesuai sebagaimana fungsinya.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut sangat penting bagi para peneliti untuk memantau kualitas air di berbagai tempat terutama di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung untuk mencegah dan menanggulangi masalah pencemaran di sungai tersebut. Serta air di sungai tersebut dapat dengan aman digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat dan juga kualitas air dapat terus terjaga kelestariannya.

1.2   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan KTI ini sebagai berikut:
a.    Apa saja biota yang ditemukan di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung?
b.    Bagaimana kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung?
c.    Apa faktor yang mempengaruhi kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung?.
d.   Siapa saja yang memanfaatkan air Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab.Tulungagung?
e.    Bagaimana penerapan Metode Bioassessment dalam pemantauan kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung? 
1.3   Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian  ini adalah sebagai berikut:
a.    Turut mengikuti Lomba Penelitian Air yang diselenggarakan oleh JKPKA dan Perum Jasa Tirta 1.
b.    Mengetahui biota-biota yang hidup di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
c.    Mengetahui kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
d.   Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
e.    Mengetahui peranan Bioassessment sebagai metode dalam pemantauan kualitas air.
f.     Untuk mengetahui siapa yang memanfaatkan dan menggunakan air di Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.

1.4   Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini akan memberi manfaat sebagai berikut:

a.    Bagi Peneliti
1.    Mendapat informasi tentang kandungan yang terdapat pada air Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
2.    Mengetahui indikasi pencemaran air Sungai Ngrowo Kel. Panggungrejo Kec/Kab. Tulungagung.
3.    Dapat memberi solusi dan evaluasi terhadap warga sekitar.
4.    Menambah pengetahuan dan wawasan pelestarian lingkungan hidup.
5.    Mengetahui dampak pencemaran air sungai serta sikap masyarakat sekitar tentang kepedulian akan menjaga kebersihan.
6.    Memudahkan mencari solusi untuk mengatasi pencemaran air.
  

b.   Bagi Masyarakat Sekitar pada Khususnya
1.    Menambah wawasan dan pengetahuan bag masyarakat sekitar.
2.    Dapat mengantisipasi hal terburuk dari dampak pencemaran.
3.    Dapat mengetahui air layak pakai apa tidaknya.
4.    Menjadi lebih berhati-hati dalam memperlakukan air sungai.
5.    Mengetahui pentingnya air sungai bagi kehidupan.

c.    Bagi Masyarakat Luas pada Umumnya
1.    Menambah dan melengkapi informasi monitoring air sungai yang sudah ada sebelumnya.
2.    Menambah wawasan publik.

 BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1  Pengertian Air
Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (Sitanala Arsyad, 2015: 20).
Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi (Robert J. Kodoatie, 2010: 317).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen (Wikipedia bahasa Indonesia).
Air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen (KBBI).
2.2  Biota
Biota adalah keseluruhan flora dan fauna yang terdapat dalam suatu daerah (KBBI).
Biota diartikan dengan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu (Wikipedia bahasa Indonesia).

                 2.3  Bioassessment
Bioassessment merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu dengan menggunakan makhluk hidup yang tnggal pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator (DLH Kota Probolinggo).

                 2.4  Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup,zat,energi, dan atau kompunen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak bisa berfungsi sesuai peruntukannya(Yani Sutriani,2014:11).
Pencemaran air terjadi apabila air tersebut telah menyimpang dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tegantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Wisnu Arya,1995:71).
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas (mutu) air terganggu (Ardhana, 1994: 156).

BAB III
METODE PENELITIAN

       3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sungai Ngrowo Kel. PanggungrejoKab. Tulungagung. Sedangkan untuk pengujian parameter penelitian kualitas air sungai dan penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan di SMAN 1 Tulungagung, Kel. Panggungrejo, Kec/Kab. Tulungagung, Propinsi Jawa Timur.

        3.2 Waktu Penelitian
Dilakukan pada hari Sabtu, 22 April 2017. Pukul 08.00 - 09.00 WIB.

        3.3  Bahan dan Alat
a.    Jaring berlubang kecil
b.    Sendok
c.    Penggaris
d.   Gelas plastik
e.    Indikator biologis kualitas air
f.     Kuas
g.    Kaca pembesar
h.    Alat tulis
i.      Alat dokumentasi

3.4  Metode
Penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimen atau penelitian langsung di lokasi dan wawncara langsung dengan guru-guru pendamping dan akhirnya setiap data yang penulis peroleh, langsung di catat yang kemudian direkap dan di analisis secara luas.
Metode lain yang penulis gunakan adalah “BIOASSESSMENT” yang artinya mengamati biota-biota yang hidup di air.





  
BAB IV
PENGUMPULAN DATA

4.1 Eksperimen
Eksperimen biasa disebut percobaan untuk membuktikan sesuatu yang belum bisa diketahui. Supaya mendapat hasil yang lebih akurat, peneliti melakukan eksperimen dengan meneliti sampel air untuk mengetahui biota apa saja yang berada di perairan Sungai Nrowo Kel. Panggungrejo Kab. Tulungagung.

4.2  Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati obyek atau proses dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas air Sungai Ngrowo.

4.3  Study online
Study online bertujuan untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan ini. Penulis mempelajari dan menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang di bahas sebagai dasar pemikiran dan untuk memperkuat data yang diperoleh.
Dalam pengambilan beberapa pengertian dari kalimat-kalimat sulit sangat dipelukan study online untuk meminimalisir kekurangan dan kesalahan.






BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah adanya penelitian, peneliti banyak mendapat hal dari penelitian yang dilakukan, diantaranya adalah lebih mengerti tantang Bioassessment. Pada dasarnya, Bioassessment merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu dengan menggunakan mahluk hidup yang tinggal pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator. Indikator / Parameter Biologi juga sangat penting sebagai parameter penentu pencemaran.
Pengukuran menggunakan parameter fisika dan kimia hanya memberikan gambaran kualitas lingkungan perairan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan interprestasi dalam kisaran luas. Sedangkan Indikator biologi dapat memantau secara kontinyu. Hal ini karena komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran di perairan tersebut yang akan merasakan lebih dulu adalah biota-biota yang tinggal di perairan tersebut sehingga berdampak besar pada kehidupannya. Dengan adanya pencemaran lingkungan maka keanekaragaman spesies akan menurun dan mata rantai makanannya menjadi lebih sederhana. Di samping itu, indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah dan murah untuk memantau terjadinya pencemaran.

Setiap spesies mempunyai batas antara toleransi terhadap suatu faktor yang ada di lingkungan teori toleransi Shelford. Perbedaan batas toleransi antara dua jenis populasi terhadap faktor-faktor lingkungan mempengaruhi kemampuan berkompetisi, jika sebagai akibat suatu pencemaran limbah industri terhadap suatu lingkungan adalah berupa penurunan atau berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air, maka spesies yang mempunyai toleransi terhadap kondisi tersebut akan meningkat populasinya karena spesies kompetisinya berkurang.                                                                                                                                      
Dari hasil penelitian langsung di lokasi, data yang di dapat peneliti antara lain sebagai berikut.
No
Titik pengamatan
Jenis biota yang hidup
Kondisi (ciri-ciri)
Jumlah tiap biota yang ditemukan x
Skor TBI
1.
Selatan Sungai
a. Eceng gondok
Hijau, bergerombol
Banyak x 0  =  0


b. Ganggang
Hijau tua
Banyak x 0  =  0



c. Kumbang air
Berwarna hitam, berkaki 5
7 x 5 = 35


d. Kepiting Sungai
Berwarna hitam, berkaki 8 dengan
tangan capit berjumlah 2
14 x 3 = 42


e. Siput
Berwarna kuning bercangkang
10 x 3 = 30


f. Ikan
Berwarna putih kehitaman, kecil
22 x 1 = 22


g. Udang
Berwarna putih, kecil
7 x 8 = 56


h. Nimfa lalat sehari
Berwarna coklat kehitaman, kecil
2 x 10 = 20


i. Berudu
Berwarna coklat kehitaman, kecil
6 x 5 = 30
2.
Tengah Sungai
a. Siput
Berwarna kuning bercangkang
4 x 3 = 12


b. Anggang – anggang
Berwarna hitam, kaki panjang berjumlah 4 dan kaki pendek berjumlah 2


7 x 5 = 35




c. Nimfa lalat sehari
Berwarna hitam, kecil
2 x 10 = 20


d. Berudu
Berwarna coklat kehitaman,kecil
12 x 5 = 60


e. Ikan
Berwarna putih kehitaman, kecil
14 x 1 = 14
3.
Utara Sungai
a. Siput
Berwarna kuning bercangkang
20 x 3 = 60


b. Ikan
Berwarna putih kehitaman, kecil
27 x 1 = 27


c. Berudu
Berwarna coklat kehitaman, kecil
19 x  5 = 95


d. Nimfa lalat sehari
Berwarna hitam, kecil
3 x 10 = 30

Jumlah total skor
618
Jumlah tipe binatang
8
Indeks kualitas air
77,25

Keterangan
v Semakin besar skor yang dimiliki suatu biota, maka tingkat kesensitifan terhadap pencemaran juga akan semakin tinggi.
v Sebaliknya, bila skor tiap biota semakin tinggi maka biota tersebut memiliki kekebalan tinggi terhadap pencemaran.
Analisa
Biota yang hidup di Sungai Ngrowo sangatlah beraneka ragam. Namun menurut metode yang peneliti lakukan tidak semua jenis biota digunakan sebagai indikator dan peneliti hanya menggunakan biota-biota jenis tertentu.
Biota-biota utama yang paling diperhatikan adalah biota yang bersifat paling peka terhadap pencemaran air. Hal ini dikarenakan peneliti dapat langsung mengetahui seberapa baik kulitas air yang diteliti. Mengapa demikian?.
Hal tersebut dapat dipastikan karena saat biota yang bersifat peka terhadap pencemaran air dapat hidup di suatu perairan maka dapat dipastikan bahwa air tersebut tidak terkandung zat pencemar dan jika perairan tersebut mengandung zat pencemar maka biota-biota sensitif itu tidak dapat hidup di perairan tersebut. Proses pengkajian inilah yang dinamakan dengan Metode Bioassessment.Berikut ini adalah cara menganalisis data hasil penelitian yang telah di dapat.
Setelah proses pengumpulan biota-biota perairan sungai, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut.
1.    Kelompokkan biota-biota temuan berdasarkan jenisnya masing-masing.
2.    Hitung jumlah biota yang didapatkan sesuai jenisnya masing-masing.
3.    Hitung dengan rumus sebagai berikut.

     jumlah biota yang ditemukan x skor baku tiap biota


 4.    Terapkan rumus tersebut pada masing-masing jenis biota yang ditemukan.
5.    Setelah penghitangan akan didapatkan skor masing-masing jenis biota dan jumlahkan skor-skor tadi secara keseluruhan.
6.    Setelah diakumulasi keseluruhan terapkan kedalm rumus sebagai berikut.
skor keseluruhan
jumlah variasi biota

7.    Maka akan didapat skor akhir yang disebut skor penentu kualitas air.





Selanjutnya dilakukan perhitungan skor TBI yang dipengaruhi oleh jumlah makroinvertebrata dan jenis makroinvertebrata yang teridentifikasi.Semakin tinggi skor TBI, maka kualitas badan air semakin baik (Bersih) sementara semakin rendah skor BBI maka kualitas badan air semakin buruk (kotor). Skor penilaian TBI beserta kategorinya terdapat pada table berikut:

SKOR TBI
KATEGORI
0
Luar Biasa Kotor
1 – 2.9
Sangat Kotor
3 – 4.9
Kotor
5 – 5.9
Sedang
6 – 7.9
Bersih
8 - 10
Sangat Bersih


Setelah semua langkah dilakukan maka data yang didapat peneliti adalah bahwa Sungai Ngrowo Kelurahan Panggungrejo dapat dikatakan bersih dan terhindar dari pencemaran air.
Hasil ini dapat menjadi lebih baik lagi jika warga sekitar Sungai Ngrowo pada khususnya sudi untuk turut memaksimalkan kondisi air Sungai Ngrowo dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut.

Ø Membuang sampah pada tempat yang semestinya.
Ø Mengolah limbah sebelum di alirkan ke sungai.
Ø Mengenggunakan pestisida dan pupuk pertanian secara proporsional.
Ø Mengurangi penggunaan detergen yang berlebihan.
Ø Menegur pihak yang sembarangan membuang sampah di aliran air.
Ø Menegakkan peraturan dan hukuman bagi yang melanggar.
Ø Mengadakan kegiatan kerjabakti membersihkan aliran sungai.
Ø Melestarikan hutan di hulu sungai untuk mencegah erosi.
Ø Selalu memantau kondisi air.

Hal-hal yang mempengaruhi kualitas air sungai antara lain sebagai berikut.
Ø Volume air
Volume air menjadi faktor utama yang menunjukkan kualitas suatu perairan, hal ini dikarenakan jika perbandingan zat pencemar dan air tidak jauh berbeda maka akan sulit bagi air untuk menguraikan zat pencemar tersebut dan hal inilah yang dikatakan sebagai pencemaran air, namun sebaliknya jika volume air lebih besar dari zat pencemar maka akan lebih mudah zat pencemar tersebut terurai oleh air. Sebagai contoh, sebuah suatu zat pewarna makanan (diibaratkan sebagai zat pencemar) jika dicampur dengan air putih satu gelas pasti air di gelas akan berubah warna dan jika zat pewarna yang sama dengan jumlah yang sama dimasukakan ke dalam ember besar berisi air putih maka yang terjadi adalah air tidak berubah warna sepekat air di gelas.
Semakin banyak volume air maka akan semakin kecil pencemaran yang terjadi di air tesebut.

Ø Musim
Musim akan mempengaruhi volume air di bumi, hal ini juga kan berdampak pada naik turunnya kualitas air.

Ø Sampah
Sampah yang menumpuk di sungai dapat menghasilkan zat-zat pencemar yang bahkan sangat berbahaya.

Ø Limbah pabrik
Limbah pebrik akan berpengaruh besar pada ekosistem air jika tidak diolah dengan benar melalui zat-zat kimia yang dikandungnya. Limbah ini akan membunuh hewan-hewan yang hidup di air sehingga mengurangi populasi dan menjadikan ekosistem tidak seimbang oleh putusnya mata rantai makanan.

Ø Pencemaran air sungai karena proses alam.
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang. 
Ø Asap kendaraan bermotor
Kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap terlalu banyak akan menyebabkan polusi udara sehingga dapat menyebabkan hujan asam.

Ø Pestisida
Kebanyakan petani menggunakan pestisida yang tidak sesuai takaran dahkan sampai berlebihan, hal ini akan mencemari aliran air yang terhubung ke sungai yang pada akhirnya dapat meracuni biota-biota yang ada di sungai. 
Ø Detergen
Penggunaan detergen berlebihan juga dapat berpengaruh pada biota yang hidup di air misalnya, saat dialirakan ke sungai dapat memicu pertumbuhan eceng gondok yang pesat (karena mengandung fosfat seperti yang terkandung dalam pupuk).

Dampak pencemaran air terhadap kesehatan lingkungan. Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko untuk menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup sehingga fungsi ekosistem menjadi terganggu dan tidak berfungsi sesuai peruntukannya. Hal ini berpengaruh terhadap keberadaan sumber daya air yang semakin menurun kualitasnya sebagai akibat pencemaran air dari kegiatan membuang limbah cair tersebut ke sungai atau sumber air.
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat vital, maka harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen.10 Dengan adanya pencemaran, maka lingkungan yang ada di sekitarnya,baik lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan lingkungan sosial akan terganggu peruntukan fungsinya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehataan lingkungan disekitarnya. Banyak organisme, biota, hewan dan tumbuhan yang menjadi rusak atau malah mati karena pencemaran tersebut. Demikian juga dengan warga di sekitar yang mendiami daerah di sekitar bibir sungai. Mereka akan rentan sekali terkena penyakit, akibat adanya zat-zat yang merugikan tubuh, yang ditemukan dalam sungai atau sumber air yang tercemar tersebut.
Hal-hal yang menyebabkan turunnya kualitas kesehatan lingkungan sebagai berikut:
                                                                                          
a)      Terjadinya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat,akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antarkawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup rendah.
b)      Terjadinya beban penyakit. Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit diare dan penyakit kulit.
c)      Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
d)     Rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin dan terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.


BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
1.1   Simpulan
Dari hasil penelitian dan pengkajian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa air Sungai Ngrowo Ds. Sembung Kec/Kab. Tulungagung terbebas dari pencemaran dan dapat dikatakan bahwa airnya BERSIH, yang artinya air tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sungai dalam kehidupan sehari-hari tetapi tetap dalam konteks terbatas, dalam arti kualitas air di Sungai Ngrowo tidak 100% bersih.
Banyaknya biota yang hidup di perairan sungai belum tentu membuktikan bahwa air tersebut bersih atau kotor, maka dari itu sangat penting dalam memahami Metode Bioassessment dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2   Saran
Situasi air sungai yang sedang baik harus terus diimbangi dengan perilaku masyarakat sekitar sungai pada khususnya dengan tidak membuang sampah di sungai, menegur keras orang yang membuang sampah di sungai dan berbondong-bondong mengikuti kerja bakti membersihkan sungai dalam program sungai bersih atau sering disebut dengan PROKASIH atau Program Kali Bersih. Karena pada dasarnya kualitas air di sungai akan selalu berubah-ubah, apalagi jika sedang terjadi pergantian musim. Selain itu, peneliti juga memberi saran sebagai berikut.

Ø  Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
Ø  Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
Ø  Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
Ø  Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.

Ø  Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.




Lampiran 1
(kata kunci dalam KTI)

Ø  Populasi
Populasi adalah kumpulan Individu sejenis yang mampu berkembangbiak dan berada di suatu tempat atau wilayah yang sama pada waktu yang sama. Contoh Populasi : Di sebuah Danau terdapat Populasi Ikan, Populasi Teratai, Populasi Katak dan lain-lain.

Ø  Habitat
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Contoh Habitat : ikan Gabus hidup di sungai atau di air tawar. Ia melangsungkan seluruh aktivitas hidupnya di sungai atau di air tawar. Ia tumbuh dari kecil hingga dewasa, mencari makan dan berkembangbiak disana. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Habitat ikan Gabus adalah di sungai atau di air tawar. 
Ø  Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai Populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Contoh Komunitas : Populasi Ikan, Populasi Ganggang dan Populasi hewan di sekitarnya membentuk Komunitas Terumbu Karang. Saat Terumbu Karang mengalami kerusakan, maka Populasi Ikan, Ganggang dan hewan lainnya akan ikut terganggu.

Ø  Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara Komunitas makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem di bagi menjadi Dua, yaitu Ekosistem Alam atau Ekosistem yang terbentuk secara alami dan Ekosistem Buatan atau Ekosistem yang terbentuk dengan campur tangan manusia. Contoh Ekosistem Alam : Ekosistem Gunung, Ekosistem Laut, Ekosistem Hutan dan lain-lain. Contoh Ekosistem Buatan : Ekosistem Waduk, Ekosistem Sawah, Ekosistem Kebun Binatang dan lain-lain.
Ø  Biota
Biota adalah keseluruhan flora dan fauna yang terdapat dalam suatu daerah.
Biota diartikan dengan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu.

Ø  Bioassessment

Bioassessment merupakan pemantauan terhadap kualitas suatu perairan secara biologi yaitu dengan menggunakan makhluk hidup yang tinggal pada ekosistem perairan tersebut sebagai indikator.


Lampiran 2

(Dokumentasi Penelitian)


  • Berburu Biota di Sungai Ngrowo


  • Biota-biota yang ditemukan








  • Penilaian berdasarkan TBI


sumber gambar : https://4.bp.blogspot.com






DAFTAR PUSTAKA

Ø  Sutriani, Yani. 2014. Pencemaran Lingkungan. Ciputat: Yudistira
Ø  Arya, Wisnu. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Andi Offset
Ø  Ardhana, Putu. 2010. Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Karangasem: Lingkungan Tropis.
Ø  Gading, Irianto. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Lahan & Air. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Ø  Yuliastuti. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ø  Ardhana, Made. 1994. Mikrobiologi Air. Bali: Udayana.
Ø  Sastrawijaya, Tresna. (1991). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ø  Soemarwoto, Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Ø  Arsyad, Sitanala, 2015. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.
Ø  Kodoatie, Robert. 2010. Tata Ruang Air. Jakarta: Gramedia.


SUMBER LAIN
                          
Ø  https://4.bp.blogspot.com. (17 Januari 2018: 21.02 WIB).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar